C.INDEKS GLIKEMIK DAN DIABETES MELLITUS
Umumnya penanganan menu makanan pada penderita DM lebih difokuskan pada porsi makanannya terutama karbohidrat. Hal ini dilakukan karena anggapan bahwa setiap karbohidrat pada jumlah yang sama memberikan efek yang sama pada peningkatan kadar gula darah.
Penelitian Heather Dkk, dalam Indeks Glikemik Pangan, menunjukan bahwa karbohidrat yang berbeda akan memberikan efek berbeda pada kadar gula darah dan respon insulin, walaupun diberikan dalam jumlah (Gram) sama.
Pada penderita DM fakta dari penelitian jangka menengah menunjukan bahwa penggantian karbohidrat yang memiliki IG tinggi dengan pangan yang memiliki IG rendah akan memperbaiki pengendalian glikemik.
Pada penelitian konsumsi pangan kedua subyek penelitian diberikan makanan pagi yang memiliki IG berbeda dengan komposisi zat gizi mikro yang konstan. Kemudian respon glukosa dan insulin diukur setelah makan siang dengan komposisi gizi yang sama hasilnya adalah respon glukosa dan insulin lebih tinggi pada kelompok makanan pagi dengan IG tinggi daripada kelompok IG rendah (Rimbawan, 2004).
Penelitian pada subyek non DM diperoleh bahwa dengan mengkonsumsi karbohidrat yang diserap lambat diperoleh puncak respon glukosa lebih rendah. Ini berarti karbohidrat yang memiliki IG rendah dapat memperlambat peningkatan kadar gula darah. Jenkins Dkk, telah merangkum berbagai hasil penelitian mengenai hubungan IG dengan resiko DM. Kesimpulannya bahwa penerapan konsep IG memberikan efek pencegahan dan bermanfaat pada penanganan penyakit kronik (Rimbawan, 2004).

Bookmark and Share
0 comments